Tak terasa sedikit demi sedikit ku mulai berani menceritakanmu



Tak terasa sedikit demi sedikit ku mulai berani menceritakanmu. 
Walau hanya dibalik tulisanku.

Kau, seseorang yang mengajariku banyak hal.
Terutama, tersenyum tanpa alasan.

Entah mengapa, aku kagum padamu. 
Padahal, kau sosok yang aneh menurutku.
Namun, mungkin tidak bagi mereka yang menyukaimu karena kelebihanmu. 
Memang, ku akui kau begitu menawan, namun di mataku kelebihanmu hanya pada senyummu, 
Begitu manis menurutku.

Jujur, aku menyukai bahkan amat menyukai saat kau tersenyum. 
Namun, aku tak suka jika mereka menjadikan pusat perhatian senyummu.
Egois? Maaf, memang tak sepantasnya aku bersikap seperti itu.

Dan, jujur.
Cemburuku bukan saat kau menceritakan sosok yang ada di hatimu. 
Namun, saat senyummu hanya untuk pemilik hatimu.
Hati? Tak masalah,
Karena aku mengagumi bukan mencintaimu. 
Dan, yang ku kagumi adalah senyummu.

Diri ini selalu berdo'a kepada Rabb-ku agar kau selalu bahagia. 
Supaya senyum kan selalu terukir indah di sana.
Tak masalah, jika alasannya bukanlah aku.
Dan, diri ini juga berdo'a agar aku cukup menyukai bukan mencintai.

Di sisi lain, aku takut terlalu terbuai akan senyum yang kau punya.
Yang terlalu mengagumi sampai melewati batasan-Nya. 
Dan, takut rasa kagum itu menjadi lebih dan berakhir menyakitkan.

Diri ini meminta kepada Sang Illahi.
Semoga menyukai senyummu hanya sebuah bentuk kagum atas ciptaan-Nya tak lebih.

@diniptlk ๐Ÿ“

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Doa/Syair Abu Nawas: Al I’tiraaf teks Arab, Latin, dan Terjemahannya

Bacaan Shalawat Nariyah Lengkap dan Manfaat Shalawat Nariyah

Doa Meminta Kekayaan